Tujuan Hidup

Angin berhembus menyapaku. Membisikkan suara lembut penuh arti. Dia kabarkan tentang dunia impian. Yang terukir indah pada gugusan kabut biru.

Di sana..di kampung impian itu. Berlangsung kehidupan yang mempesona jiwa. Selalu menjanjikan kenikmatan dan kepuasan. Segalanya pasti ada. Segalanya telah tersedia…itu katanya.

Siapa pun ingin mencapainya. Berharap dapat menjadi bagian di dalamnya. Meski hanya untuk sekedar menumpang istirahat. Atau hanya ingin melihat pesonanya.

Yaa… Surga… Tempat yang selalu diimpikan oleh setiap makhluk. Terutama mereka yang disebut dengan status manusia. Namanya sering disebut… Wujudnya tak pernah henti digambarkan… Rasanya pun… Tak pernah luput dijabarkan….

Apa sebenarnya yang menjadi alasan utama, hingga surga…hampir selalu jadi tujuan hidup. Pesonanya-kah… Keindahannya-kah… Atau kenikmatannya yang sanggup membuat manusia jadi lupa diri….

Surga memang menjanjikan kenikmatan. Surga juga menjanjikan kepuasan. Bahkan…surga juga katanya menjanjikan keabadian…. Namun, adakah jaminan.. bahwa itu semua pasti adanya. Benarkah segala gambaran itu nyata-nyata ada. Jika jawabnya adalah.. benar itu memang ada dan nyata, apa sudah seharusnya surga itu menjadi tujuan hidup.

Segala yang tercipta itu…pasti ada batasnya. Segala yang bersifat baru itu…pasti akan berakhir dengan kemusnahan. Lalu mengapa surga itu sering dijadikan sebagai tujuan hidup. Dan terkadang dipake sebagai perangsang untuk menjalankan sesuatu. Dimana dan…kemanakah wujud yang ikhlas adanya. Yang hanya bertujuan pada keabadian semata. Keabadian yang menjadi satu-satunya keberadaan sejati.