Hormat Menghormati

Yang muda, hormat kepada yang tua. Yang tua, menyayangi yang muda.
Kata ini sering aku dengar sejak mulai kenal bangku sekolah dasar. Dan pastinya..hanya sekedar tahu saja. Tak pernah benar-benar ngerti dengan ungkapan tersebut.

Saling hormat, saling menyayangi, adalah dua hal yang sepertinya sudah langka sekarang ini. Yang tumbuh justru malah sebaliknya. Rasa saling benci, dan tidak ada rasa hormat serta menghargai antara satu dengan lainnya.

Diantara dua kata itu..hormat dan menyayangi, aku lebih terpaku pada kata “hormat”. Entahlah, tiba-tiba saja aku ingin tau arti dibalik kata hormat ini. Karna menurutku, tanpa adanya rasa hormat, takkan tumbuh rasa saling menyayangi. Yang ada hanyalah..selalu menganggap kecil atau remeh orang lain.

Nah, kembali kepada kata hormat tadi, aku sedikit mendapat pencerahan dari seseorang. Sebenarnya rumusnya cukup mudah untuk mengetahui maksud dari kata hormat itu. Maksudnya, bukan arti umum seperti yang kita ketahui selama ini.

Kata hormat sebenarnya tak lebih dari bahasa rahasia dari seorang “Dalang”. Hah…apalagi ini, yang bener aja to yaa. Darimana asal mulanya kok bisa begitu….?

Sabar..sabar…gini maksudnya… Seorang Dalang itu, terbiasa dengan bahasa khas dan kias. Nah, coba kita simak kalo pas lihat pagelaran wayang. Pasti disitu banyak sekali bahasa-bahasa khas dari sang Dalang. Dan kebanyakan itu adalah bahasa kias.

Lalu hubungannya sama kata hormat itu, apa….? Kuncinya ternyata terletak pada suku kata “Hor”-nya. Nah, kata inilah sebenarnya yang menyimpan “isi” dari kata hormat tersebut.

Kata “Hor”..kalau kita balik, akan menjadi “Roh”. Dan jika digabung lagi dengan kata selanjutnya, akan menjadi “Rohmat”. Jadi jika ada kata hormat, berarti maksudnya..rohmat. Begitu pula dengan kata hormati atau menghormati. Artinya menjadi, “rohmati” atau “me-rohmati”.

Nah, disini aku lalu bisa mengambil sedikit kesimpulan. Bahwa, hormat itu…tak jauh dari kata rohmat. Yang artinya, kita bisa menghormati seseorang, jika kita mampu untuk memberikan rohmat kita. Yang dimaksud disini adalah, memberi manfaat pada sesama. Jika kita bisa menjadi manfaat bagi sesama, atau minimal untuk diri kita sendiri, itu artinya kita sudah bisa menghormati.

Bukankah ini sudah sesuai dengan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Menjadi rahmatan lil alamin. Menjadi manfaat bagi isi seluruh alam.

Sudahkah kita sekarang ini, bisa menjadi “hormat” bagi alam dan seisinya ini. Mari sama-sama untuk belajar mejadi insan yang “hormat” dan “menghormati”.

Salam hangat dan damai selalu…